HARIAN KAMI - Selasa, 27 September 2022. Gugurnya Kusuma bangsa mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dari para penjajah tak sesuai dengan UUD 45.
“Perjuangan bersama dalam mempertahankan kemerdekaan yang terjadi pada tahun 1947, ketika itu antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) atau yang dahulu dikenal Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) / Corps Armada IV (CA IV) dan para ulama yang kemudian dikenal dengan para syuhada di kota Tegal menjadi suatu catatan sejarah penting yang perlu diketahui oleh generasi muda Indonesia”, demikian disampaikan oleh Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau yang lebih dikenal dengan Habib Luthfi.
Habib Luthfi mengatakan ketika Tim ekspedisi maritim 2022 mewawancarainya di kediaman beliau, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (26/09).
Habib Luthfi menyambung ceritanya kisah pengorbanan 2 orang ulama, 8 orang prajurit ALRI 6 orang dari masyarakat tak dikenal.
Kisahnya digambarkan Habib Luthfi, kondisinya pada waktu itu terjadi di bukit tempeh, Belanda melakukan penembakan terhadap para ulama dan para pejuang dari ALRI memberondong dengan senapan.
Perlakuan Belanda ketika itu terbilang tak beradab, karena sebelum Belanda memberondong para syuhada dan prajurit ALRI, para almarhum pahlawan kemerdekaan itu dipaksa oleh Belanda menggali lubang kuburnya.
Seiring perjalanannya waktu, TNI AL melakukan pemindahan kerangka jenasah para syuhada serta prajurit ALRI ke kompleks monumen perjuangan TNI AL Wana Samudera, Kalibakung, Tegal, Jawa Tengah pada tahun 2021.
Sejarah telah mencatat, dari bukti-bukti sejarah bahwa ALRI yang merupakan cikal bakal TNI AL, ketika itu bersama Ulama bersama-sama mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ulama dan ALRI pada waktu itu berjuang bersama-sama memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah Belanda, bahkan dari pendudukan Jepang di Indonesia.
Habib Luthfi menyambung ceritanya kisah perjuangan ALRI para Syuhada dan masyarakat tak dikenal, bahwa, "Kalau ingin menghancurkan negara Republik ini cukup dengan mengubur catatan sejarahnya" ungkap Habib Luthfi.
"Oleh sebab itu sejarah telah mencatat sebenarnya Indonesia (terdiri dari ribuan pulau) sebagai negara maritim, jangan sampai hilang, karena merupakan juga identitas bangsa Indonesia" lanjut Habib Luthfi.
Baca Juga: Kasal Laksamana TNI Yudo Margono Berangkatkan Prajurit Berkinerja Baik Tunaikan Ibadah Umrah
Artikel Terkait
Kasal dan Seluruh Prajurit TNI AL Sabang-Merauke Serentak Nobar Tayangan Perdana Sinetron Bintang Samudera
Sumbang 68 Unit Laptop ke KBN TNI AL Wujud Sinergitas Kepedulian PT Arwana Citramulia Tbk. Bersama TNI AL
208 Personel Satgas KJK TNI AL Latih 7 Kadet Australia 92 hari dengan KRI Bima Suci Tempuh jarak 11.122 Nm
Danlantamal III Pimpin Sertijab 2 Jabatan Strategis di Lantamal III, Ancol Jakarta Utara
Danyonmarhanlan III Beserta Prajurit Terlibat Dalam Sertijab Dansatrol Lantamal III
TNI AL Pastikan ada Skala Prioritas pada Anggaran Program Kerja Tahun 2023 Sesuai Arah Kebijakan Pemerintah
TNI Angkatan Laut Gelar Pembinaan Teknis (Bintek) Peningkatan Kapasitas Penyidik Mobil TNI AL
Sejak Awal Terjalin Soliditas Sinergitas Siswa TNI AL-POLRI Diadakan Rangkaian Kegiatan Diklat Integrasi
TNI-AL Bersama PT Tempo Inti Media Tbk akan Ungkap Sejarah Kejayaan Maritim Indonesia