HARIAN KAMI - Senin, 17 Januari 2023. Melalui penelitian selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mempelajari bahwa gempa bumi yang besar dan kuat biasanya terjadi dalam kelompok, bukan dalam pola acak.
Tetapi tepatnya mengapa sejauh ini tetap menjadi misteri.
Sekarang, penelitian baru, yang diterbitkan 13 Juli 2022 di Scientific Reports, menegaskan bukti kuat pertama — meskipun masih diperdebatkan — bahwa letusan kuat dapat terjadinya badai matahari hingga memicu terjadinya peristiwa gempa bumi massal di Bumi.
"Gempa bumi besar di seluruh dunia tidak merata ... ada beberapa korelasi di antara mereka," kata Giuseppe De Natale, direktur penelitian di Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi di Roma, dan rekan penulis studi baru.
Baca Juga: Memahami Tanda-tanda Awal sebelum Terjadi Gempa Bumi
Letusan Badai matahari tersebut berasal dari bintik matahari yang terlalu aktif, disebut AR2975. Bintik ini telah mengeluarkan flare.
“Kami telah menguji hipotesis bahwa aktivitas matahari dapat mempengaruhi (terjadinya gempa bumi) di seluruh dunia.” sambungnya.
Sekilas mata telanjang, matahari mungkin tampak relatif jinak. Namun bintang kita terus-menerus membombardir tata surya dengan energi dan partikel dalam jumlah besar dalam bentuk angin matahari.
"Namun, terkadang, letusan dahsyat di permukaan matahari menyebabkan lontaran massa koronal, atau terutama banjir partikel energik — termasuk ion dan elektron — yang meluncur melalui tata surya dengan kecepatan sangat tinggi," paparnya.
Bintik matahari adalah letusan pada matahari yang terjadi ketika garis magnet berputar dan tiba-tiba sejajar kembali di dekat permukaan yang terlihat.
Terkadang, ledakan ini dikaitkan dengan Coronal Mass Ejections (CMEs) atau aliran partikel bermuatan yang melesat ke luar angkasa.
Saat mencapai Bumi, partikel bermuatan ini dapat mengganggu satelit, dan dalam keadaan ekstrem, mematikan jaringan listrik.
Baca Juga: Gempa Bumi Dahsyat di Hanshin-Awaji, Kobe, Jepang 28 Tahun yang lalu Diperingati
Penelitian baru menunjukkan bahwa partikel dari letusan kuat seperti ini – khususnya, ion bermuatan positif – mungkin bertanggung jawab untuk memicu kelompok gempa bumi yang kuat.
"Gempa bumi biasanya terjadi ketika batuan bergesekan satu sama lain saat lempeng tektonik bumi bergeser dan berdesak-desakan untuk mendapatkan posisi," terangnya.
Artikel Terkait
Ditunggu-tunggu Diumumkan Capres 2024 di HUT Ke-50 PDI-P, Megawati: Enggak Ada, Ini Urusan Gue
RS Terapung Baguna PDIP Laksamana Malahayati (Pahlawan Nasional Aceh) Diluncurkan Megawati Soekarnoputri
Kepercayaan Kuno Sembuhkan Sakit Gigi dalam Ukiran Gading The Tooth Worm as Hell's Demon Berakhir di Ibnu Sina
3 Tewas Serangan Bom Bunuh Diri ISIS di Hotel Longan Tempat Favorit Pebisnis Cina di Kabul, Afghanistan
Pemuja Setan di Penjuru Dunia Bakal Bertemu 28-30 April di Boston Massachusetts USA Rayakan HUT X
Ketahuan Jadi Spionase Inggris, Wakil Menteri Pertahanan Iran Alireza Akbari Dihukum Mati
Mendagri Tito Karnavian Tunjuk Ridwan Rumasukun sebagai Pelaksana Tugas Harian (Plh) Gubernur Papua
Polri Dalami Keterlibatan Lukas Enembe dengan Anton Gobay Pemasok Senjata OPM/KKB Papua dari Filipina Selatan
Yoory CP eks Dirut BUMD DKI dan Anja Runtuwene Ditahan Kasus Korupsi Lahan Rumah DP 0 Rp, KPK Periksa 4 Saksi