Kelahiran Jenderal Hoegeng pada 14 Oktober 1921, repost majalah MATRA

- Jumat, 14 Oktober 2022 | 12:44 WIB

Beritasenator.com -- Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid pernah guyon dan menjadi viral tentang tokoh polisi ini.

Di Indonesia, kata Gus Dur ada tiga polisi jujur.
 
Pertama, patung polisi dan kedua adalah polisi tidur. Sedangkan yang ketiga, satu dari tiga polisi jujur itu adalah Jenderal Hoegeng.
 
Bukan tanpa sebab Gus Dur menyanjung Jenderal Hoegeng Imam Santoso. Kapolri ke-5 ini memang dikenal sebagai sosok teladan, khususnya di kalangan aparat kepolisian.
 

Hoegeng pernah menjabat sebagai Kepala Kapolri kelima periode 1968 sampai 1971. Lebih dari itu, ia merupakan polisi yang keras menolak korupsi.

Jenderal Hoegeng memiliki nama lengkap Hoegeng Iman Santoso. Ia lahir di Pekalongan, Jawa Tengah pada 14 Oktober 1921, menurut situs Perpustakaan Nasional.

 
Jenderal Hoegeng masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klassiek (1937).
 

Setelah itu, Hoengng belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940.

Sewaktu pendudukan Jepang, Hoegeng pernah mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943).

Selepas kemerdekaan, ia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan.

Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Kemudian pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara.

Jabatannya yang mentereng tak lepas dari pribadinya yang berintegritas, Hoegeng diketahui membuat beberapa terobosan dalam tubuh Kepolisian Indonesia
Terobosan Jenderal Hoegeng di Polri

Banyak hal yang terjadi selama masa kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso, antara lain:

1. Pembenahan Struktur Organisasi di Mabes Polri

Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Melansir arsip berita detikNews, hasilnya, struktur yang baru terkesan lebih dinamis dan komunikatif.

2. Perubahan Nama Pimpinan Polisi dan Markas Besarnya

Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian.

Perubahan itu membawa sejumlah dampak untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoal menjadi Seskopol.

3. Polri Aktif di Kancah Internasional

Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif, ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Halaman:

Editor: Redaksi Kami

Terkini

X