Hariankami.com -- Alasan Surya Paloh Memilih Muhaimin Iskandar Sebagai Pendamping Anies Baswedan: Pendekatan Politik dan Pertimbangan Koalisi
Partai NasDem, di bawah kepemimpinan Ketua Umumnya, Surya Paloh, baru-baru ini mengumumkan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden 2024.
Keputusan ini menimbulkan berbagai spekulasi dan pertanyaan mengenai alasan di balik pemilihan Muhaimin. Wakil Ketua Dewan Pakar Partai NasDem, Peter F Gontha, memberikan beberapa wawasan tentang alasan di balik keputusan ini.
Muhaimin Iskandar, yang juga dikenal sebagai Cak Imin, adalah politikus yang memiliki pengalaman panjang dalam dunia politik Indonesia.
Namun, apa yang membuatnya menjadi pilihan utama Surya Paloh?
Peter F Gontha mengungkapkan bahwa keputusan ini tidak terlepas dari pembelajaran Surya Paloh dari strategi sukses Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2009 dan 2014.
Dalam kedua pemilihan tersebut, Jokowi memilih Jusuf Kalla dan Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden.
Kedua pilihan tersebut berhasil membantu Jokowi meraih kemenangan.
Surya Paloh dan timnya juga melakukan kalkulasi politik serupa sejak awal pencapresan Anies Baswedan. Mereka mencari siapa yang dapat memberikan kemenangan bagi Anies.
Menurut Peter F Gontha, Surya Paloh lama melihat potensi kelompok nasionalis tradisional religius yang direpresentasikan oleh kaum santri dari lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Oleh karena itu, Surya telah melakukan pendekatan terhadap beberapa nama yang dianggap memiliki potensi untuk mendukung Anies.
Salah satu nama yang disebut adalah Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur.
Khofifah memiliki latar belakang NU dan dianggap sebagai tokoh perempuan yang kuat dan memiliki massa besar. Namun, upaya untuk mendekati Khofifah sebagai pendamping Anies tidak berhasil karena Khofifah menolak tawaran tersebut.
Selain Khofifah, ada juga nama Yenny Wahid, puteri dari Presiden Indonesia ke-6 Abdurachman Wahid. Meskipun memiliki hubungan dengan PKB dan NU, Yenny dianggap tidak memiliki akar yang kuat di kalangan NU.