“Praja IPDN memiliki kemampuan memanfatkan dan menggunakan teknologi informasi yang semakin berkembang."

"Untuk itu literasi digital dan literasi data merupakan hal yang wajib dikuasi oleh seluruh praja IPDN agar dapat memperkuat pemerintahan pusat maupun daerah serta memberikan pelayanan publik yang lebih baik dan government yang lebih efektif dan efisien berkelas dunia”, ujar Tito.

Sedangkan Wakil Mendagri, John Wempi Wetipo yang hadir secara langsung pada acara puncak dies natalis IPDN, kembali mengingatkan IPDN tentang tujuan awal didirikannya sekolah pamongpraja.
“Sesuai dengan pesan Ir. Soekarno pada saat meresmikan APDN tahun 1956, bahwa pendirian sekolah pamongpraja sangat penting dan dibutuhkan dalam mengisi kemerdekaan khususnya penyelenggaraan pemerintahan."
"Berdirinya APDN hendaknya merupakan suatu pusat investment of humas skills dan mental investment serta pentingnya managerial skill dan efisiensi administrasi didalam pelaksanaan kebijakan pemerintah. Pesan tersebut menjadi harapan dan doa hingga saat ini IPDN telah berkembang mengikuti zaman dan tuntutan global dengan sangat baik”, tuturnya.

Di usia yang sangat matang ini, John Wempi berharap IPDN dapat terus eksis dan mampu memberikan kontribusi nyata demi kemajuan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah serta selalu menjadi perekat persatuan dan kesatuan NKRI.
“Saya yakin seluruh praja IPDN dapat memiliki value, kecerdasan, kedisiplinan, berkepribadian yang humanis dan menguasai teknologi sehingga terbentuk jati diri yang unggul, berkualitas, berintegritas dan siap serta bangga mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara”, ujarnya.

Di hari puncak perayaan dies natalis IPDN ini, Rektor IPDN Dr. Drs. Hadi Prabowo, M.M menyampaikan orasi ilmiahnya terkait “Strategi Pengelolaan pendidikan tinggi kepamongprajaan dalam mewujudkan kader pamong praja yang professional dan berkelas dunia”.
Dalam orasinya Hadi memaparkan bahwa proses globalisasi saat ini terjadi semakin pesat dan masif, terutama sejak era digital atau era industri 4.0 dengan ditandai munculnya era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity and Ambiguity) yang memerlukan strategi baru baik dalam dunia bisnis maupun pemerintahan.
“Globalisasi akan membuat negara-negara semakin terkoneksi, namun yang terdampak globalisasi bukan hanya manusia dan informasi tetapi juga berpengaruh terhadap isu dan permasalahan."
Selain globalisasi, ada beberapa tantangan dalam negeri yang dipengaruhi oleh dinamika global, oleh sebab itu memasuki era digital atau era industri 4.0 tata kelola pemerintahan perlu ditransformasi.