Beberapa buku-buku saya, sudah banyak yang "dihibahkan" atau dioper ke daerah NTT, dalam konteks membangun minat baca.
Dimana, daerah di sana masih kurang buku, sementara kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa lumayan baik.
Ya, perpustakaan adalah tempat untuk melayankan informasi melalui koleksi bahan pustaka yang dimilikinya.
Ini adalah suatu perpustakaan pribadi saja.
Pengadaan bahan pustaka dari yang saya beli, hingga hadir dari sang tokoh yang menerbitkan buku. Sehingga buku tak sekedar menjadi kan minat baca, tapi koleksi karena dilengkapi tanda tangan sang penulis.
Dengan adanya "mbah Google" kita dimudahkan untuk men-search apa saja.
Kita bisa memperoleh informasi dan menggunakannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Literasi informasi merupakan jiwa sebuah perpustakaan bergeser di era digital.
Selama ini ruang perpustakaan terkesan sebagai ruang yang serius dan kaku. Padahal perpustakaan dapat didesain dengan menarik dan terkesan santai. Perpustakaan dapat didesain seperti tata ruang sebuah kafe. Penuh pernik-pernik dan warna yang kontras.
Perpustakaan juga dapat menghadirkan taman dalam ruang baca. Kehadiran taman ini diharapkan akan semakin membuat pemustaka betah untuk melakukan aktivitas membaca, diskusi, belajar, dan mendengarkan musik di perpustakaan.
Desain ruang yang menarik tak harus mahal. Semua jenis perpustakaan dari yang besar, menengah, bahkan yang tergolong pas-pasan dapat melakukan hal ini.
Perpustakaan yang sederhana jika melakukan desain interior yang optimal akan mampu mengubah citra perpustakaan menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi sekaligus dirindukan oleh kita.
Semakin bervariasi koleksi sebuah perpustakaan akan semakin menarik hati.
Perpustakaan hadir untuk mendobrak belenggu yang merantai minat baca.