Sejak tahun 2020, masyarakat telah mendengar banyak kabar dan gosip mengenai rencana pengadaan alutsista, termasuk kapal perang.
Hariankami.com -- Khairul Fahmi dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) menyoroti kebakaran KRI Teluk Hading-538: Balada Armada TNI AL Biar Tua Pokoknya Kerja!
Bertepatan dengan perayaan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2023, masyarakat menerima kabar gembira dengan dioperasikannya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Karno-369 sebagai kapal kepresidenan.
Namun, kegembiraan tersebut segera tergantikan oleh kabar memprihatinkan pada 3 Juni 2023.
Kapal perang KRI Teluk Hading-538, salah satu unsur KRI jajaran Satuan Lintas Laut Militer 1 Jakarta (Satlinlamil 1 Jakarta) Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), mengalami kebakaran di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.
Insiden kebakaran terjadi ketika KRI Teluk Hading-538 sedang menjalankan operasi Rutin TNI AL.
Beruntung, sejumlah kapal yang melintas di sekitar perairan tersebut dengan cepat merespons dan membantu dalam evakuasi.
Sebanyak 119 prajurit yang berada di kapal tersebut berhasil diselamatkan.
KRI Teluk Hading telah berusia 45 tahun sejak dibangun oleh VEB Peenewerft, Wolgast, Jerman Timur pada tahun 1978.
Kapal ini termasuk dalam paket pembelian sejumlah kapal perang eks Jerman Timur pada masa pemerintahan Presiden Soeharto dan telah menjadi bagian dari armada TNI AL sejak tahun 1994.
Fungsi utama kapal ini adalah sebagai kapal pendarat pasukan dan pengangkut logistik.
Pihak berwenang membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Namun, pertanyaan mendasar pun muncul dengan cepat.
Mengapa kapal perang yang telah berusia 45 tahun masih dioperasikan?
