HARIAN KAMI - Selasa, 18 Januari 2022.
Selama lebih dari 2000 tahun tersembunyi, Kota kuno pemukiman Mesoamerika suku Maya varian baru pat akhirnya berhasil ditemukan, situs tersebut terkubur terhalang pepohonan di dalam hutan hujan Guatemala, ditemukan para arkeolog dengan bantuan menggunakan teknologi laser bernama LIDAR.
Luas area kawasan tersebut meliputi 650 mil persegi, melintasi wilayah Mirador-Calakmul Karst Basin (MCKB), Calakmul (dibaca Kalakmul) Kota kuno pemukiman Mesoamerika Suku Maya di dekat perbatasan Guatemala - Meksiko.
MCKB sudah ada 2.000 tahun yang lalu, hingga setelah diketemukan jumlah situs terdiri dari hampir 1.000 permukiman yang dihubungkan oleh jalan lintas yang tertimbun terhalang oleh pepohonan sepanjang seratus mil.
Rupanya suku bangsa Maya menggunakan jalan lintas itu untuk memobilisasi aktivitas penduduknya di sekitar area tersebut.
Tim arkeolog juga menemukan sisa-sisa platform seperti Waduk (Setu), sarana olahraga, sarana rekreasi dan, rumah pemukiman Mesoamerika dan bangunan kuno Piramida.
Peradaban di situs MCKB, Kota kuno Mesoamerika Suku Maya berasal dari periode Maya Praklasik –berlangsung dari 1000 SM hingga 150 M.
Situsnya tersebar di area seluas 1.685 kilometer persegi dan dihubungkan oleh 177 kilometer jalan kuno.
Baca Juga: Letusan Badai Matahari Berpotensi Kuat Dapat Memicu Terjadinya Gempa di Bumi
Para arkeolog menemukannya dengan dibantu sebuah alat bernama LIDAR, adalah sistem deteksi yang bisa memantulkan sinyal laser dari permukaan tanah untuk mengungkap fitur dan struktur yang tersembunyi.
Tim arkeolog menggunakan teknologi LiDAR untuk menembus tutupan hutan lebat hingga mampu mengungkap konstruksi kuno yang tersembunyi di bawahnya.
Gagasan menggunakan teknologi laser LIDAR singkatnya, laser dipancarkan dari pesawat terbang, dan kemudian cahaya yang dipantulkan membentuk gambar lanskap.
Data-data diperoleh berbentuk lanskap itu nantinya digunakan untuk mengungkap lebih banyak kehidupan masyarakat suku Maya.
Alasan menggunakan LIDAR terinspirasi dari kesuksesan sebelumnya di Belize dan Kamboja dengan menggunakan alat tersebut.
LIDAR digunakan dengan bantuan pesawat terbang, alat tersebut memotret merekamnya dari atas MCKB, Guatemala, kemudian secara otomatis alat tersebut merekam menyimpan data-data untuk dianalis lebih lanjut.
Baca Juga: Memahami Tanda-tanda Awal sebelum Terjadi Gempa Bumi
Artikel Terkait
Ditunggu-tunggu Diumumkan Capres 2024 di HUT Ke-50 PDI-P, Megawati: Enggak Ada, Ini Urusan Gue
RS Terapung Baguna PDIP Laksamana Malahayati (Pahlawan Nasional Aceh) Diluncurkan Megawati Soekarnoputri
Kepercayaan Kuno Sembuhkan Sakit Gigi dalam Ukiran Gading The Tooth Worm as Hell's Demon Berakhir di Ibnu Sina
3 Tewas Serangan Bom Bunuh Diri ISIS di Hotel Longan Tempat Favorit Pebisnis Cina di Kabul, Afghanistan
Pemuja Setan di Penjuru Dunia Bakal Bertemu 28-30 April di Boston Massachusetts USA Rayakan HUT X
Ketahuan Jadi Spionase Inggris, Wakil Menteri Pertahanan Iran Alireza Akbari Dihukum Mati
Mendagri Tito Karnavian Tunjuk Ridwan Rumasukun sebagai Pelaksana Tugas Harian (Plh) Gubernur Papua
Polri Dalami Keterlibatan Lukas Enembe dengan Anton Gobay Pemasok Senjata OPM/KKB Papua dari Filipina Selatan
Yoory CP eks Dirut BUMD DKI dan Anja Runtuwene Ditahan Kasus Korupsi Lahan Rumah DP 0 Rp, KPK Periksa 4 Saksi