Dawuh Gus Dur kepada Muridnya: Mengatasi Kata-kata Kasar dengan Bijak

- Jumat, 25 Agustus 2023 | 09:59 WIB

Hariankami.com -- Dawuh Gus Dur kepada Muridnya: Mengatasi Kata-kata Kasar dengan Bijak

Dalam suatu peristiwa yang menggambarkan ketenangan dan bijaknya seorang Guru, Gus Dur, seorang laki-laki yang memiliki pandangan berbeda mengeluarkan kata-kata kasar dan kecaman kepada Gus Dur.

Meski dihadapkan pada hal tersebut, Gus Dur tetap diam dan mendengarkan dengan sabar tanpa memberikan respons negatif.

Setelah insiden tersebut berlalu, seorang murid yang menyaksikan peristiwa tersebut bertanya kepada Gus Dur mengapa ia tidak membalas makian tersebut.

Gus Dur dengan bijak menjawab dengan sebuah perumpamaan yang bermakna mendalam. Dia bertanya kepada muridnya, "Jika seseorang memberimu sesuatu, tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapa kah pemberian itu?"

Dengan bijaksana, murid menjawab bahwa pemberian tersebut tetap menjadi milik si pemberi. Gus Dur kemudian mengambil pelajaran dari hal tersebut dan menerapkannya pada kata-kata kasar yang dia terima.

Dia menjelaskan bahwa dengan tidak menerima kata-kata kasar, kata-kata tersebut tetap menjadi milik orang yang mengucapkannya.

Orang tersebut harus memikul beban kata-kata tersebut sendiri, dan energi negatif yang muncul dari pemikiran, perasaan, kata-kata, dan tindakan negatif akan menghasilkan penderitaan dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Gus Dur juga memberikan analogi yang kuat. Seperti seseorang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya, ludah tersebut hanya akan jatuh kembali dan mengotori dirinya sendiri.

Begitu juga dengan orang yang marah dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada orang lain.

Jika kita diam dan tidak mengambil sampah tersebut, sampah tersebut akan kembali kepada orang yang mengeluarkannya. Namun, jika kita merespons dengan amarah atau benci, kita seolah-olah menerima sampah tersebut.

Gus Dur memberikan nasehat bijak lainnya kepada muridnya:

-Jika tidak mampu memberi, jangan mengambil.
-Jika sulit untuk mengasihi, hindari membenci.
-Jika tidak bisa menghibur, jangan menyebabkan kesedihan.
-Jika tidak mampu memuji, hindari menghujat.
-Jika tidak bisa menghargai, jangan menghina.
-Jika tidak ingin bersahabat, hindari permusuhan.

Gus Dur mengajarkan bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk belajar dan introspeksi diri. Hidup di dunia ini memiliki prinsip timbal balik: apa yang kita tanam akan kita tuai.

Halaman:

Editor: Redaksi Kami

Terkini

Dumitru Tanasa Dalam Catatan Pinggir Khairil Hamzah

Sabtu, 30 September 2023 | 01:24 WIB

Ada Penipu Mengaku Pjs Bupati Bangkalan

Kamis, 28 September 2023 | 21:08 WIB

Teruslah Berbuat Baik, Meskipun Dikira Sedang Nyaleg

Kamis, 28 September 2023 | 00:05 WIB

Inspirasi dari Agnez Mo, Klik Ini

Senin, 18 September 2023 | 21:20 WIB

Mahkamah Agung Siap Mempercepat Reformasi Hukum

Senin, 18 September 2023 | 16:14 WIB

Catatan Wiryawan Sofyan

Jumat, 1 September 2023 | 06:08 WIB
X